Dengan tidak sadar mungkin didunia ini kita tidak luput dari yang namanya, perselisihan, pertengkaran, dll. ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut muncul. Yaitu mungkin dengan adanya permasalahan, sifat iri, dendam, maupun hal lainnya.
Coba kita tarik contoh mengenai perselisihan yang terjadi karena adanya permasalahan antara kedua belah pihak yang menjadikan kita dan seseorang tersebut menjadi berselisih. Dan kita pun menjadi musuh baginya, dan ia menjadi musuh bagi diri kita.
Dengan adanya seseorang yang menjadi musuh bagi diri kita, saya yakin itu memberikan banyak pelajaran dalam hidup kita tentunya.
Mengapa ? Ya, tentu saja. dengan begitu kita sebagi manusia yang tidak sempurna harus mengontrol segala aspek yang berhubungan. Contohnya: kita harus dapat mengendalikan diri serta hati kita. Meskipun ia kita anggap musuh kita, namun yakin bahwa hal tersebut merupakan salah satu bagian dari pelajaran hidup. Dimana kita belajar untuk sabar, tetap tersenyum.
Disini, bukan maksud saya untuk kita mencari musuh dalam hidup kita. namun, sebaliknya. Yaitu dengan menghindari hal-hal yang dapat membuat kita memiliki seseorang yang kita kenal menjadi seseorang yang menyerang kita dari belakang.
Namun, jika hal tersebut sudah terjadi dan kita memiliki seseorang yang merasa kita adalah musuhnya, dan kerap kali kita dijadikan bahan gosip atau obrolan baginya.
Ingat ! Jadikan hal tersebut hal yang positif bagi hidup kalian. Karena, menurut saya dengan menanggapi hal tersebut dengan lapang dada, ikhlas, dan hati yang sabar. Hal tersebut menjadikan kita menambah pahala serta lebih menghargai hidup lagi. Bahwa, hidup tidaklah singkat. dan tidak ada waktu untuk mengkoleksi musuh. Maka, hal-hal yang dapat menyebabkannya pun harus kita hindari.
Bagaimana jika kita sudah coba bersikap baik bagi seseorang yang menggangap kita musuhnya namun ia tetap bersikap seakan kita adalah seseorg yang paling ia benci?
Memang mudah kedengarannya, untuk gue bilang cobalah untuk tetap sabar dan besar hati.
namun, gue pun juga yakin dengan kita yang bersikap seperti itu ia pun akan merasa malu. Dimana akan terbuki bahwa siapa yang lebih dewasa dan siapa yang lebih ke kanak-kanakan.
Karena memang tidak ada salahnya kita sebagai umat manusia yang memiliki Tuhan, akal, budi serta hati untuk selalu memaafkan seseorang meskipun orang tersebut tidak melakukan hal yang yang seperti kita lakukan.
Maka dari itu, gue beranggapan bahwa yours enemy is your life lessons.
banyak hal yang akan kita pelajari dari menghadapinya.
-Anastasya Carmelita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar